Puisi Tentang Alam dan Mileu – Menulis puisi alam merupakan salah satu cara bikin mengungkapkan kekaguman akan kegagahan alam dan segala isinya. Makna sajak bisa ditujukan sebagai wujud rasa syukur dan gegares terhadap kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan. Tulisan-tulisan aktual sajak, tembang dan tembang alam sekali lagi boleh menganjurkan pesan-wanti-wanti budi pekerti akan pentingnya menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati, serta bagaimana memahami dan senantiasa bersahabat dengan alam. Berikut ini yakni antologi contoh tembang tentang alam terbaik nan dapat digunakan laksana perigi belajar terlengkap dan terbaru, antara lain Senja Yang Sani Sang Bulan Mengusap Lukaku Senja, Ketampanan Yang Tidak Terganti Potongan Surga Nusantara Gegana Sawah Lukaku Diusap Sang Bulan Kemana Perginya Alam Kuat Rantau Dari Bentangan langit Keayuan Liwa Indonesia Tempat Berpijak Tanah Airku Permainya Desaku Wulan dan Matahari Pada Suatu Hari Nanti Namaku Pataka Indonesiaku Indonesiaku Hijau Alam Dilembah Semesta Inilah Lahan Airku Derai Cemara Udang Sabda Marcapada Bencana Melandaku Indahnya Pataka Negeri Ini Petambak Desa Puisi Pantai Lautan Luhur dan Lengang Panorama Alam Kintamani Tangan Lain Bertanggung jawab Tembang Melodi Senja Indonesiaku, Kapling Airku Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku Global Warming Kegagahan Tunggul Gunung Yang Sudah lalu Lama Sangar Bumiku Menembus Wana Keindahan Alam Ternodai Indahnya Alam Ini Bumi Berucap Desa Damai Puisi Garam Geram Bintang Keelokan Alam Deburan Ombak Senja Yang Indah Keemasan cahaya di cakrawalaDi tepi langit barat saat periode start buritTerbelalak indra penglihatan saat memandangnyaKeindahan dari si maha kreator Sang matahari bersiap untuk tergenangMenjemput mesra ketenangan malamMeneguk cahaya dalam-dalamMemenuhi keindahan malam Lembayung luhur terpandang kekuninganGradasi warna perumpamaan lukisanDi sudut langit yang tipis kelamHiasan terbesar sepanjang zaman Sang Bulan Mengusap Lukaku Senyuman manis sang rembulan menyapakuBegitu indah mekarkan suasana hatikuSejurus kuterdiam termanguMemandang indahnya nan tak pernah jemu Sinarmu terpancar mengusir gelapMenembus malam hadirkan terangKunikmati cahayamu hangatkan malamkuBahagiakan rongga hati ini nan tersinari Wulan, belailah jiwaku iniYang serupa itu tegang menjalani hariUsaplah sesaknya asmara di dada iniKeringkanlah luka menganga dihati ini Bulan, memandangmu membuatku mengertiBahwa kegantengan bukan harus gelojoh didekatiBahwa keanggunan tak harus rajin dimilikiBelaka hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti Siang berangkat bergantiWarna langit lagi berubah menjadi jinggaBurung-pelir bertingkah-tingkah bimbang di tengah rona jingga yang lebih melumer di langit sanaSiapa pun yang melihatnya, akan takjub dibuatnyaWaktu terus berlariWarna jingga pun terkikis secara perlahan Potongan Surga Nusantara Masih dalam renungan pagiSaat burung bersuara merduMenyanyi celoteh senduTentang alam hari ini Disana terhampar potongan indralokaTerlukis dalam tenang keindahanLangit selaksa biru nan indahAwan berderet mengikuti si angin Gabah menunduk dalam kebersahajaanTerhampar diatas permadani kuning duaja pesawahanGunung terpandang gagah menjulang mumbung ampuhPepohonan hijau berbaris menanti si matahari Inilah Indonesiaku, potongan surga yang Halikuljabbar kirimkan kepada rakyat kitaInilah Indonesiaku, keindahan lukisan Tuhan yang tergores di kanvas negerikuInilah Indonesiaku, hamparan keindahan nan menggurit memakai persil airkuInilah Indonesiaku, tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan Pixabay Awan Pontang-panting di angkasaCeria, kelabu, dan hitamCorak -rona merantaiMengombak mengombak-ombak Tebal dan sangat indahBahkan si bagaskara tak terlihatPelangi terlihat enggak penuhKarena sang selimut menutupinya Jauh disanaMenyelimuti dunia semesta rayaDeras tipisBeredar dimana-mana Sani lain buatanMau rasanya memeluknyaLembut dan menawanSani tak terperikan Sawah Sawah di radiks emas paduPari melambai, melalai terlukaiNaik suara salung telukiSejuk di dengar, mendamaikan kalbu Kali besar bersinar, menyilaukan mataMenyamburkan gelembung warna pelangiAnak mandi bersuka leverBerkejar-kejaran berseru gempita Langit lazuardi bersih sungguhBurung elang berkimbang-kimbangKi sebatang kacang kara dalam udaraDesik berdesik daun buluhDi buai angin dengan selaluAyam kerunyuk sayup mega Lukaku Diusap Sang Bulan Aku menyibuk senyuman manis si bulan seakan-akan menyapakuSenyumannya terlihat sangat indah mewujudkan hatiku serasa mekar Aku pun terkeluMemandang sani si rembulan nan tak gayutan jemuSinarnya seakan-akan mengusir bawah tangan lilin lebah ini Kunikmati cahayanya menyangai tubuh dan malamkuSerta lever ini terasa bahagia karena ia menyinari lilin lebah ini Wulan, kenapa kau memandangku sama dengan itu?Membuatku bukan mengarifi dibuatnya Bahwa setiap keindahan bukan harus senantiasa didekatiBahwa keindahan lain harus senantiasa dimilikiNamun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi pecah kejauhan Kemana Perginya Liwa Abadi Dulu caruk ku lihat hamparan bau kencur sawah beratapkan langit biruKidal kanan sawah, tengahnya batang airDi antara giri matahari berpangkal malu-malu Semata-mata sekarang kemana?Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan abuKini tanahku bercelup bubukLama kucari tanah becekku Tapi kenapa sekarang bukan nampak?Eru nasib tataran menjulangMenjadi flat untuk banyak satwa buatan Almalik Sekarang cemaranya bukan bercat mentah dan teduhTetap tataran tapi banyak perputaran udara, banyak lampuMengapa bisa serupa itu? Sering air sebak, majuh longsorDi barat ada gas untuk berang tetanggaSedangkan sangat tidak begituIbu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedihMenanggung pilu berbarengan tertatihAnak-anaknya nakal semuaMeski dimarahi tapi tak persaudaraan serik Pixabay Tepi laut Ditepi tepi laut kupejamkan mataLetih tak tau harus berbuat apaRebahan dihamparan ramalDihiasi dengan beribu-ribu sampah Dari Atmosfer Dari bentangan langit yang semuIaKemarau itu datang kepadamuBertaruk perlahanBerhembus amat tanggaMenyapu osean Mengekal tanah berbongkahan menyapu alas!Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamuIa, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan yang dingin dan enggak menyapa yang lain menoleh produk sekejap. Ketampanan Alam Indonesia Saat aku membuka matakuKu tak berkeyakinan bahwa itu konkretAku masih berpikir bahwa aku masih mereka-rekaDoang aku pulang ingatan bahwa keanggunan itu mendalam suka-suka di depanku Betapa sani kepulauan iniRibuan pulau-pulau berbanjarMembentuk gugusan pulau yang muliaArgo-gunung berjajar berbunga ujung barat ke ujung timur Besar luas membentang dengan air yang spektakulerDan berilmu kegagahan di bawahnyaAku bangga menjadi momongan IndonesiaAku berjanji aku akan menjagamu Tempat Berpatokan Mataku terbukaDengan duaja manja memanggilTumbuhan suburMemberi kenyamanan jiwaTanaman pohon bersemarak Di sudut pulauDi seberang sanaHewan dan tumbuhan saling bercengkramaRotasi aliran hidup yang damaiSenangLepas dan berdamai Tanah Airku Angin berdesir dipantaiBurung meratus dengan merduEmbun pagi membasahi rumput-rumputItulah petak airku Sawahnya menghijauGunungnya janjang menjulangRakyat aman dan rani IndonesiakuTanah tumpah darahkuTuntun dan rawatlah selalu Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkanDisanalah aku mengerudungi netraOh, petak airku tercintaIndonesia Jaya Permainya Desaku Sawah mulai matangMentari menyambut datangnya pagiAyam kerunyuk bersahutanPembajak bersiap hendak ke sawah Padi yang bau kencur siap untuk dipanenPetani bersuka bergaduk beramai–ramai memotong padiGemercik air sungai semacam itu beningnyaBagaikan zamrud khatulistiwa Itulah umbul-umbul desaku yang permai Bulan dan Matahari Siang, sering mengingatkan aku kepada rawiManakala lilin batik, sering mengingatkan aku kepada rembulanKeduanya ubah melengkapi siang dan malam Matahari tidak kombinasi lelah, membiaskan cahayanya di kala siangManakala bulan tidak perpautan tengung-tenging, menerangi malam malam ku Percaturan duaja tidak pernah silap, bulan dan matahari Pada Suatu Hari Nanti Pada satu hari nanti, jasadku tidak akan terserah sekali lagiTapi dalam bait-kuplet sajak ini, kau tak akan kurelakan koteng Plong suatu hari jemah, suaraku tak terdengar punTapi di antara lajur-saf sajak ini, Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari belakang hari, impianku pun tak dikenal lagiNamun di sekedup-sadel huruf tembang ini, kau tak akan erak-letihnya kucari Namaku Alam Perkenalkan, namaku ialah tunggulAku ialah tempat tinggal buat flora dan hewanDimana bagi dabat-hewan aku yaitu apartemen merekaTempat mereka bertumbuh, berkembang biak, dan mencari bersantapMelakukan semua aktivitas nyawa standard Bukan hanya satwa, tumbuhan sekali lagi merasakan hal nan samaBagiku, tumbuhan merupakan perhiasankuDan sato, adalah peliharaanku Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumiAku memberikan oksigen bagi insanAku juga memasrahkan sumber daya bikin merekaMemberikan mereka energi, kekuatan, perhiasanDan segalanya yang mereka butuhkan Semua itu adalah kapan bumi masih dalam situasi stabilKetika bumi tidak dipenuhi orang sosok serakahMenggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja Tapi kini…Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiriMereka tak pernah merefleksikan akuMereka slalu kepingin lebih atas segala apa yg telah diberi oleh-Nya Ketamakan, kerakusan, pengobralanTelah membawaku kepada kerusakanTatap segala yang telah mereka perbuat padakuSetelah apa nan aku berikan pada mereka Mereka membalasnya dengan merusakkuMenebang pokok kayu pohonkuMenyerahkan polusi padakuMemburu fauna hewankuDan merusak ozonku dengan zat zat nan dulu tak perantaraan cak semau di bumi ini Alangkah memilin hati ini rasanyaApakah tak ada pemahaman sedikit kembali dihati mereka?Apakah bukan suka-suka rasa iba mereka atas rusaknya diriku?Alangkah, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini Indonesiaku Indonesia pesona negeri nan indahCantiknya negeri membuat dunia terbawaRagam budaya, ragam musik, ragam tarian dan bahasaMunjung mengisi indahnya nusantara Hutan yang asri, dolok yang hijau, lautan yang biru, dan semua kekayaan alamnya tegar terdidik dan lestariNegeri dengan sejuta simponi, betapa indahnya negri iniIndonesaIndahnya Indonesia Indonesiaku Hijau Secercah harapan kunantiMelihat Indonesiaku hijauPada saat dan kapania semakin lanjut umur Oh, IndonesiaKulihat anda memutihTergerai dentuman industriEngkau semakin redup Oh, IndonesiaBilamana aku menatapmu hijauDengan semburat angin silir-semilirKuingin habiskan berak hidupkuTuk melihatmu tersenyum Alam Dilembah Semesta Angin anyep kelam berderikKabut zakiah menghapus matahariTegak cahyanya pial citraRelief Gunung bercagak langitBerselimut peledak beralas zamrud Tinggi… Drastis…Sejak waktu bukan beranjakDi sanalah sanubari berdetakMati sepi tak berdelan Cermin ilusi di atas telagaMenikung tumbuhan yang melambai warnaDi kisi kaki-kaki hingga ke karya-Nya Di manakah aku berada?Di mana jiwa tidak mengingat rumahDi saat kehidupan serasa teoretis Sungguh jelita permadani iniTerbarkan pesona di atas cakrawalaTak berujung di pandang lamanyaSerasa bertualang di kewedanan tak berencik alam Inilah Persil Airku Di tepi tepi laut angin berdesirKicauan merdu suara penis terdengar saling bersahutanRumput-rumput dibasahi oleh embun pagiInilah tanah airku Hijaunya hamparan sawahTingginya gunung yang menjulangSerta rakyatnya yang kesatuan hati dan berlimpahInilah petak airku Jagalah dan rawatlah dia kerapKarena di sana lah aku dilahirkan serta dibesarkanDan di sana sekali lagi lah aku akan mengerudungi mataOh lahan airku, itulah Indonesia Derai Cemara Udang Angin pesisir disela gerimis mendera pelanSejenak beristirahat di asal pokok kayu-pohon eru udangKemudian memasap ke arah gubuk-saung bambu nan reotTanpa sengkuap di tepian jalanan pantai Burit ini, tiada yang romantis atau membiuskan angan ke kerumahtanggaan khayal yang bekuDan ratusan hari terkubur tutup mulut Pantai ini telah lengangHanya derai cemara udangHanya rintik gerimis yang tidak kunjung redaTidak lagi menjadi hujan baplang Suka-suka yang berubah!Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau dan di beberapa sudut tumbuh padang rumputAda cemara udang, perahu penjala nan sepuluh waktu yang silam belum kulihatIni adalah rantau kenangan Titah Bumi Belum tampak mendung merenung bumiSeberkas haru larut terbalut pening dan menggermangTertuju ratap menatap jiwa-kehidupan munjung rinduHangatkan dahaga jasad yang sendu merayu Bulan tak kepingin membawa tertawa manjaKala perian enggan berkawan pada periodeSaat medalion bersembunyi ranah sendiriTerhapus awan gelap melahap adv amat langit Rembulan memudar cantik menarik pada jiwa iniHitam memang unggul menyerang terangTetapi mekar fajar bersama mentari akan ibingBersama untaian senandung salam bendera pagi Alai-belai Melandaku Habis suara gemuruh di iringi bubuk bangunan yang runtuhTempatku yang asli terlindas terlampauRumah dan harta benda serta jiwa makhluk meruapKau lalap habis aku kekurangan segalanya Mata dunia terpengarah menatap heranMemang kejadian begitu dahsyatUluran tangan dan bantuan mengalirLever manusia punya nurani Tuhan… Mengapa semua ini terjadi?Kali kami mutakadim banyak mengingkarimuKali kami terlalu bangga dengan salah dan dosa-dosaYa Tuhan, ampunilah kami dalam segala dosa Indahnya Alam Negeri Ini Kicauan zakar terdengar merduMenandakan adanya hari bau kencurIndahnya kalimantang ini membuatku terarahSeperti mayapada hanya lakukan diriku Kupejamkan mataku sekelebatKurentangkan tanganku sejenakSejuk, tenang, senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegirangan Duhai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga lilin lebahPesonanya tak pernah padam Desiran angin yang berirama di gunung-gunungPohon yang menari-nari di gunung-gemunungBegitu indah rasanyaIbarat indahnya yojana di surga Keindahan alam terasa sempurnaTakhlik semua orang terpanaMembuat semua bani adam terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan perkariban sirna Pixabay Penanam Desa Himpunan orang-sosok desa mencangkulMemetak-metak sawahIrigasinya digunakan sebagai permainan bocah-bocah di sanaSemua riang tanpa pikulan Air di sungai gemericik terasa syahduMengiringi burung zakar bersenandungGurauan petani dan bocah bocah polosBertelanjang kaki bersama kalimantangMerasakan nuansaKeserasian Syair Tepi laut Kubiarkan ombak mengusap kedua kakikuSeperti mana menari-nari dalam buaian keriaan Kalbumu kupandang jauhJauh di falak kebiruan mengkristal yang mengesakan langit dan lautNamun waktu pun sekejap berlalu beranjak berpangkal pesona Dengan hamparan pasir putihmuDebur ombak yang berdebar dan keceriaan anak-anak tertawaMesem serta lesung pipimuBak guratan batu halus jemari-deriji lantik nan sesekali gelombang menyapanya Waktu yang bukan pernah kembali berjalan malah berlariIjinkanlah kutemuiBukan sekedar untaian impiTeko kubasuh kakiku di pantaimu Segara Indah dan Sirep Lautan yang mulia dan antapTerbantah ikan nan sedang berolok-olok riangDibalik terumbu karang yang tampak kokohBersama tanaman laut yang bergerak mulia Manusia yang melihat itu adv amat tergodaLauk ikan berenang dengan tulusAir laut tampak ranah dan lain mengalunSuasana lautan dulu nyaman dan antap Panorama Alam Kintamani Momen ku memasuki areamuKuhirup hawa sejukBergerak sewaktu ke mungkum hatikuSeakan-akan alam sepenuh ramah menyambutku Wow ajaib karya TuhanDia telah merancangkan segala yang asing resmiLihatlah karya tangan-NyaPanorama alam Kintamani Amazing… Kintamani begitulah orang menamai dirimuRangkaian rangkaian gunung, pepohonan, bunga-bunga menyemarakkan alam Kintamani Melihatmu… Menikmatimu…Betapa dapat melepaskan stressMemberi ira mentah n domestik hidupkuMemberi kesegaran hayat ragaTerimakasih KintamaniTerima kasih bagi-Mu Si Maha Kuasa Tangan Tidak Berkewajiban Bertabur segalanyaAkibat yang primitifNamun terik nan ki akbarTerlihat seremonial namun menghancurkan Mega yang segar kini bukan terserap sekali lagiBurung yang gelojoh berkicau masa ini tidak tampakkan keelokkannya kembali Api membara, terus membakarKhalayak rayap pemusnahPamrih yang musnah Ribuan cucu adam mumbung awan kelabuTangis merincis hatiKesengsaraan bertubi-tubiBagai bahara diatas gunung yang tertimbun padatBagai punuk gunung Hamparan sabana kaya nan mentahMutakadim berubah hitamTak terpandang jernihnya airBukan terbantah habitat disana Mereka menyingkir mengejar perlindunganJangan salahkan! Bila mereka mengancam wargaMemangsa hewan peliharaan hinggga melakukan kerusakan Mereka berlarian mencari rahimKehidupannya telah direnggut oleh tangan tangan tak bertanggungjawabBetapa siksaan bikin hewan-satwa disana Sajak Melodi Senja Menampakkan diri bukanlah situasi yang pelikSenja, lain akan lupa dimana beliau harus terlihat indahJingga nan terlukis, terpatri dalam spirit cintanyaSedetik, dua detik dia akan dibenci Namun, kebenciannya bosor makan dirindukanPenikmat sore selalu menanti kehadirannyaNuansanya mendominasi Nabastala seantero sejagat raya Indonesiaku, Tanah Airku Pesonanya nan indah, itulah IndonesiakuMenciptakan menjadikan dunia terpesona akan kehindahannyaBudayanya yang beragamMusiknya yang berjenis-jenisTarian serta bahasanya juga majemukItulah lahan airku Hutannya yang tumbuh asriGunung-gunung yang menjulang baruLautannya yang dramatis terhamparSerta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara Tetaplah sira terjaga serta lestariNegeri yang terkenal dengan sejuta simponiDahulu indah negeriku iniOh IndonesiaKau lah negara yang sangat indah, tanah airku Pixabay Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku Berpangkal sudut perkotaan nan hingar bingarMenempatkan radar pada puncak se antero jagatTragis! Sorakku berdengungMenuai hasil buruk setelah dijajah oleh penguasa enggak bertuan Menangis!Alam mulai menangisMenyadari mayapada yang semakin goyangNamun, laut menjawabnyaMelalui ombak yang makin menari Luhur jika ku gabungkan bersama lembayung petangTropisnya Negeri, menanyakan aksa untuk berkunjungDetakmu kini. Membuatku semakin yakinAkan keadaan kalimantang yang menyeka ku buat AlamTerima karunia ManjapadaEngkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta manusia pada setitik kisah dari manisnya lautan hijau Global Warming Maka dari itu Dhimas Gegana Putra Makin usil peradaban teknologiBertambah banyak terdapat kontaminasiMasa ini pemanasan global terjadiDi seluruh putaran Bumi ini Manusia tak sadar perbuatannyaNan merusak lingkungannyaHewan dan pokok kayu lagi merasaLingkungannya dirusak cucu adam Merangsang menyengat kulit basyarBencana terjadi dimana-manaSemoga saja semua manusiaTakkan pula subversif lingkungannya Keindahan Alam Batapa indahnya bendera iniLaut berkeluk-keluk-ombakAwan berarak-arakMega segar bertiup-tiup Aku berdiri di atas ancalaRemang di bawah langitBuat mengintai keindahan bendera, keindahan manjapada Aku mengagunkan atmaBertahan diri di atas gunungDemi mengintai keindahan pan-ji-panji,Kegagahan ciptaan Tuhan Ancala Yang Sudah lalu Lama Gersang Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permaiDibuai privat lindungan alam yang muliaYang selalu mengingatkan aku lega belaian pertiwiSelalu bersenandung rindu dalam dekapan kalimantang Semua kini sudah lalu n domestik pandanganEntah ke mana dan menjadi apa umbul-umbul yang ku kenang duluBagai ditelan kerumahtanggaan rakusnya insan jahanamYang tiada magfirah dalam hidupnya Gegares terasa pedih di hati iniTerpenggal sembilu internal jiwa-jiwa nan kerdilTerluka dan terobek sampai ke dalam sanubariTiada berbekas akan sakitnya lever Kemana centung kucari lagiIndahnya alam yang telah melahirkankuKemana aku melawankan cak bagi kembalinya alam permaikuSemua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana Kutunggu basyar-anak adam baru bagi berkaryaTiada akal yang bisa menggapaiEntah kapan akan kembaliArgo dan ngarai yang kembali tumbuh sekali lagi Bumiku Makanya Tommy Agus Purnomo Kau sapa hadirku, dengan sejuk udaramuDekap aku dalam plonco peluk manjamuKau ceritakan rimbun daunmuKau kabarkan pada nasar, plong kumbang, puas setiap penjuru Kau hapuskan rindukuRindu hutanku, rindu alamku, rindu bumikuLain kepingin kusiakanKau janjikan damai dalam kenyataan Kutitipkan cikal tonggak lautanBiarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asaMenjagamu setiap periodeDalam damai sejuk dan baru Bumiku Ciliwung, Telaga WarnaKu kan pun dengan ceritaAdapun aku kau semesta rayaMorong kujaga selama periode Menembus Hutan Oleh Muhammad Hatta Kami memencilkan ke satu tempat yang jauh dari kotaJauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwaAku bersama jodoh baruku menembus rimbaBertualang dapatkan ilmu mentah dan segarkan mata Rindang, tinggi, dan sejuknya pepohonanBersekutu baik dengan suara hewan damaikan pikiranAku hinggap buat pelajari hal ihwal alasLain tuk buka lahan justru tebang pepohonan Aku dan temanku nomplok dengan maksud baikKalian jangan takut apalagi histerisOh Allah, semoga hutanku setia hijau, asri, dan awetJauhkanlah hutanku dari fraksi mafia rakus penuh persekongkolanNan akan bakar hutan tuk kaprikornus jalanan dan siuman gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi lemari besi logamSonder hiraukan keseimbangan dan spirit anak cucu nanti Pixabay Keindahan Alam Ternodai Bukan main alangkah indahnya pan-ji-panji iniHutan lebat nan bau kencurDengan beragam tanaman eksklusif di dalamnyaGunung-gemunung yang tinggi menjulangYang ketinggiannya mencakar langitLaut biru yang amat luas seluas mata memandang Akan tetapi… Tangan-tangan manusia dengan sesenangnya merusak alamPohon-tanaman ditumpas lewat tak bersisaSungai-bengawan ternodai limbah industriHutan-hutan dibakar lampau tak keruan Kok manusia merusak alam?Bukankan alam sendiri yang menyediakan kebutuhan manusia?Sementara itu anak adam akan terkena dampaknya jika mereka merusak alam Indahnya Alam Ini Batapa indahnya alam kita iniOmbak bergemuruhPeledak senyuk menentramkanDomba putihpun bingung memusat kemari Kita berdiri dengan beralaskan persilKita merembah dengan beratapkan langitUntuk mengaram keindahan alam sekitarKegantengan umbul-umbul yang terhampar luas Akan ku pertaruhkan nyawa iniAkan ku pertahankan tubuh iniBersitegang pada tanduk sebuah gunungDemi kagumi keindahanmu Bumi Berfirman Belum nampak mendung membentangi langitSeberkas haru nan larut terbalut cemas dan kaburTerpaku keluh menatap jiwa nan penuh ribangSejukkan dahaga spirit serta sendu merayu Bulan tak ingin membawakan tawa manjaRasi waktu tak ingin berteman pada lilin batikSaat bintang bersembunyi bertarget sunyi sendiriTerhapus awan gelap yang menutupi langit Bulan tampil dengan cantik mengganjur lega atma iniHitam memang berjaya meliputi terangSaja si fajar bersama rawi akan menariBersama senandung salam pada umbul-umbul pagi Desa Damai Kau adalah tempat nan terindahJauh dari ramainya kota Yang munjung dengan kesibukan dan kemacetan Tempatmu yang penuh dengan pepohonanMenjadikanmu palagan nan akur, Jauh dari kebisingan kota yang cangap melanda Kau adalah tempat nan indahDengan barisan bukit dan pepohonanKau membuat sosok selalu ingin nasib di tempatmu Syair Garam Geram Maka dari itu Ali Amrullah Geram garamku terguyur hujanKencang angin tak imbang mentari menyinarGeram garamku kosong airku“Jarangan” munjung tidak pernah mengalirTidak ada air “Jokan”Tambahan pula “Snitan” Geram garamku deru terus menggeledek“Glinding” menganggur“Kerokan” manyunTak terserah yang mesti berputarAir Berida dibalas Air Cukup umurTidak perlu “Meleram”“Ngeleb” malar-malar… Geram garamku diamkan sekadarTak ada Air 20Pun jua 25 Geram garamkuAku pun geram…Tak perlu menyumpahi gelap sore langitTidak Perlu menyeranah Tuhan “Kumbang” dulu romantis“Laut” pun burung laut senyum manisKini…“Barat” menyeringai Bintang Saat malam tiba dengan langit yang gemerlapSaat itu juga akupun menginjak tersenyumMelihat bintang dengan berpijarBagaikan serakan minta pada nyawa Sekadar hatiku kian murungSaat awan hitam mulai menghampari langitSaat medali itu mulai tertutup gelapSampai-sampai ketika sinarnya start meredup tak terbantah Saat terangnya mengandam langitSering ku pandangi bintang yang paling pendarDan ingin rasanya ku petik lakukan manjakan leverMudah-mudahan hidupku ini mumbung dengan maksud Keelokan Standard Saat aku perlahan membuka mataku, ku tak berkeyakinan bahwa itu konkretAku masih berpikir dalam-dalam, mungkin aku masih melamunNamun aku sadar bahwa keindahan itu nyata Sungguh cantik tertumbuk pandangan lautan dramatis terbentang luasGunung nan berbaris tidak beraturanLangit yang berhiaskan pelangi nan memiliki keindahan suatu sama tak Deburan Ombak Ombak yang menerjang di lautGanti berkejar memecah di batu karangMenghempasnya, hingga tertumbuk pandangan aneka keong nan bertebaran mulai sejak dasar lautan Ombak yang menerjang terdengar tiada hentiSeolah menyerahkan pesan pada kitaBahwa kalimantang ini tercipta seperti itu indah nan memberikan kenyamanan pada kita
Artinya sumber daya alam yang dapat diperbaharui atau yang tidak dapat diperbarui, pasti akan berbeda dalam penggunaannya. Pengelolahan sumber daya yang berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab dangat penting dilakukan agar di masa mendatang sumber daya alam yang ada masih bisa dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya. Puisi Tentang Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbarui. Penemuan Si Hitam Runcing Pada awalnya, pensil primitif tercipta dengan bahan grafit murni. Dengan bahan tam tersebut, pensil akan meninggalkan bekas … pada tangan dan membuat media tulis menjadi kotor Selain mencampurkan bubuk grafit murni dengan tanah liat sehingga pensil akan lebih awet dan tiday Seorang ilmuwan bernama Nicolas Jacques Conte membuat sebuah penemuan baru mudah patah. Setelah itu, Conte membentuk campuran tersebut menjadi batangan berdiameter tipis. Ia pun memanggang campuran tersebut ke dalam tungku perapian. Sementara itu, pensil dengan warna yang hitam pekat akan memiliki tingkat kekerasan yang Sejak saat itu, Nicolas Jacques Conte dianggap sebagai penemu pensil, la memiliki peran penting dalam pengembangan koin, bubuk, kincir angin, teleskop, angkutan padang pasir, oven dan banyak instrumen lain. 1 Sajikan informasi pada teks "Penemuan Si Hitam Runcing" berdasarkan jawaban A di atas! Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 43, 44 tentang Puisi Tanah Airku Tanah yang Beragam Baca juga Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD Halaman 13 14 16 17 18 21 Buku Aku dan Cita-Citaku. Lalu ringkaslah menjadi satu paragraf yang lain untuk mewakili makna keseluruhan puisi tersebut. Jawaban Makna dari puisi bait kedua adalah setiap orang memiliki rasa syukur atas keberagaman yang ada. Siswa dengan dibantu oleh orang tua membuat puisi tentang sumber daya alam yang terdapat di daerahnya. Disclaimer Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua dan guru untuk memandu proses belajar anak. Demikian Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD atau MI halaman 43, 44 buku Aku dan Cita-Citaku. Apa yang Dimaksud dengan Deklamasi Puisi? Materi Kelas 4 SD Tema 6 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, deklamasi adalah penyajian sajak yang disertai lagu dan gaya. Untuk lebih lengkapnya, simak uraian di bawah ini mengenai deklamasi puisi, materi kelas 4 SD tema 6. Baca Juga Contoh Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui, Materi Kelas 4 SD Tema 6. Hal ini dikarenakan, bahasa puisi umumnya singkat dan padat serta memiliki makna yang luas sehingga berbeda dengan tulisan lainnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam deklamasi puisi adalah kata, larik, frasa, dan bait. Tanda jeda / memiliki arti sebentar, biasanya pada di tengah baris atau koma. Baca Juga Menjawab Pertanyaan dari Teks 'Kisah Seorang Penari Gandrung Banyuwangi', Materi Kelas 4 SD Tema 6. Informasi Penting Mengenai Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui, Materi Kelas 4 SD Tema 6 Nah, pada artikel ini kita akan mencari tahu informasi penting mengenai sumber daya alam yang dapat diperbarui. Air dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum, mencuci, irigasi, sarana transportasi, olahraga, dan pembangkit listrik. Tanah ialah hasil erosi atau pelapukan batuan induk anorganik yang bercampur dengan bahan organik. Sumber daya tanah dimanfaatkan untuk menyediakan unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai habitat hidup serta melakukan kegiatan. Matahari memiliki peran untuk memberi energi kepada tumbuh-tumbuhan hijau, menghasilkan pola cuaca, menghangatkan laut, dan menggerakkan atmosfer. Nah, itulah pembahasan mengenai informasi penting terkait sumber daya alam yang dapat diperbarui, materi kelas 4 SD tema 6. KUMPULAN PUISI DENGAN TEMA SUMBER DAYA ALAM SDA Hutan itu sangat penting bagi masyarakat. Huta itu bisa menjegah air hujan. Kita harus merawat hutan. Kita tidak boleh menebang pohon secara liar. Mengapa Sumber Daya Alam Mineral Termasuk Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui? Kunci Jawaban Kelas 4 KABAR JOGLOSEMAR - Murid kelas 4 SD MI mempelajari materi tentang Manfaat Sumber Daya Alam Hayati kemudian diminta untuk menjawab Mengapa sumber daya alam mineral termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui? Pertanyaan tersebut merupakan salah satu dari beberapa soal pada buku Tematik kelas 4 SD muatan pelajaran IPA yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Pada tulisan ini akan diuraikan pembahasan dan contoh kunci jawaban bersama Sri Budiarti, alumnus Universitas Negeri Yogyakarta UNY. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4 SD MI. Sumber daya alam terbagi menjadi dua yakni sumber daya alam yang bisa diperbarui dan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh alam dan dapat dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan hidupnya. Murid kelas 4 SD MI pasti tahu bahwa Indonesia punya sumber daya alam yang cukup untuk memenuhi kehidupan seluruh penduduk. Baca Juga Sebutkan Sumber Daya Alam Hayati yang Terdapat di Sekitar Beserta Manfaat, Kunci Jawaban Kelas 4 SD MI. Kita sebagai manusia bisa menggunakannya tapi juga wajib turut melestarikan. Dalampengelolaannya, pengembangan ekowisata ini turut mendapat dorongan dari adanya stakeholder. Stakeholder sebagai salah satu pemangku kepentingan idealnya memberikan peran-peran seperti membuat serta menetapkan kebijakan yang jelas terkait adanya pengelolaan serta pengembangan terhadap ekowisata. Stakeholder juga dapat menjadi pemberdaya terhadap sebuah destinasi agar kualitas sumber daya